Senin, 03 Desember 2012

The Language of the New Media



Interactivity merupakan konsep yang sering digunakan untuk membedakan antara media baru yang digital dengan media lama yang menggunakan analog. Pembahasan ini telah dijelaskan dalam sub-bab “Teknologi determinisme dan Perkembangan Media Baru” terdahulu, namun Gane dan Beer (2008) mengajukan pembahasan tentang ini dengan perspektif teori sosial sebagaimana yang dikembangkan oleh Stephen Graham (2004), Lev Manovich (2001) dan Spiro Kiousis (2002).

Interactivity bagi Graham merupakan salah satu cara yang berjalan di antara pengguna dan mesin (teknologi). Kehadiran teknologi komunikasi pada dasarnya memberikan kemudahan bagi siapapun yang menggunakan teknologi untuk saling berinteraksi; bahkan teknologi telah mewakili kehadiran dan atau keterlibatan fisik dalam berkomunikasi. Sebagaimana yang dikutip Gane dan Beer:

…‘anythinganywhere-anytime dream’ in which the promise of interactivity is that it will deliver smooth and unlimited inter-action between users and machines in practically any setting. Graham argues that while this has happened to some extent, the envisioned transcendence of bodies or of physical geography has not been realized. have witnessed something less spectacular and more mundane as digital technologies have become integral parts of our everyday lives, and have been ‘remediated’ into everyday spaces and places, including the workplace and the home (between which there is often no longer any clear distinction). (2008:88)

Bagi Graham, teknologi telah memediasi—Graham menyebutnya dengan istilah ‘remediated’—segala aktifitas manusia. Perbedaan wilayah, misalnya, tidak lagi menjadi kendala bagi dua orang untuk melakukan komunikasi secara langsung; kehadiran Skypee, situs perbincangan langsung (live chat) melalui video memungkinkan di antara pengguna saling berkomunikasi langsung sekaligus melihat ekspresi wajah mereka melalui webcam atau kamera yang terhubung ke internet.  Interactivity inilah yang disebut  Graham  sebagai:
‘experiencing a complex and infinitely diverse range of transformations where new and old practices and media technologies become mutually linked and fused in an ongoing blizzard of change’ (Graham 2004: 11 dalam Gene and Beer, 2008:89)

Graham melihat term interactivity ini dalam konsep kerja teknologi media baru dalam aktivitas manusia sehari-hari. Pendapat sama juga disampaikan oleh Manovich bahwa konsep interactivity pada media baru sebenarnya telah membawa pengaburan (‘transendence’) terhadap batasan-batasan fisik dan sosial. Namun, dalam bukunya The Language of New Media (2001) Manovich menyatakan bahwa pada dasarnya baik teknologi media baru maupun media lama pada praktiknya sama-sama mengunakan apa yang disebut dengan terminteractivity. Argumen ini dicontohkan Manovich dengan menyebut bagaimana sinema itu bekerja (Graham dan Beer, 2008:55-62). Sinema pada dasarnya menuntut keaktifan indera audience, misalnya perasaan, pendengaran, atau penglihatan, untuk menerjemahkan visualiasi maupun audio. Artinya, setiap audiencedituntut untuk lebih bisa menerjemahkan sesuai dengan perspesi masing-masing audience terhadap apa yang disaksikan oleh mereka. Sebagaimana ketika seseorang membaca buku fiksi yang harus berimajinasi untuk memunculkan bagaimana gambaran tokoh-tokoh dalam buku tersebut; inilah yang disebut Manovich sebagai defenisi dari kata ‘interactive’.

Beginning in the 1920s, new narrative techniques such as film montage forced audiences to bridge quickly the mental gaps between unrelated images. Film cinematography actively guided the viewer to switch from one part of a frame to another. The new representational style of semi-abstraction, which along with photography became the ‘international style’ of modern visual culture, required the viewer to reconstruct represented objects from a bare minimum – a few patches of colour, shadows cast by the objects not represented directly.(Manovich, 2001: 56)

Teori ini jelas berbeda dengan apa yang disebut sebagai pembagian media ‘cool’ dan ‘hot’ Marshal McLuhan (1964) bahwa media dingin atau ‘cool media’ tidak menuntut partisipasi audience dibandingkan media ‘hot media’ . Dalam pembagian ini McLuhan memosisikan sinema berada dalam kategori ‘cool media’ dikarenakanaudience tidak berpartisipasi sebagaimana yang dijelaskan oleh Manovich.
Untuk tidak mengaburkan tipologi McLuhan, Manovich menyodorkan dua tipologi untuk mendekati katainteractivity dalam perspektif media baru, yakni ke dalam tipe ‘terbuka’ (open) dan tipe ‘tertutup’ (closed) (Gane and Beer, 2008:92). Dalam tipe ‘tertutup’ audience disodorkan pilihan-pilihan selayaknya sebuah cabang pohon yang setiap cabang akan membawa pada lajur yang berbeda. Kondisi ini menempatkanaudience ketika mengakses media baru diberikan pilihan-pilihan bebas sesuai dengan apa yang diinginkan oleh audience tersebut.

When the user reaches a particular object, the program presents her with choices and allows her to choose among them. Depending on the value chosen the user advances along a particular branch of the tree. In this case the information used by a program is the output of the user’s cognitive process. (Manovich, 2001: 38)
This is the simplest kind of interactivity; more complex kinds are also possible in which both the elements and the structure of the whole object are either modified or generated on the fly in response to the user’s interaction with a program. We can refer to such implementations as open interactivity to distinguish them from the closed interactivity that uses fixed elements arranged in a fixed branching structure. (Manovich, 2001: 40)

Sementara term interactivity  dalam kajian sosial dipaparkan oleh Kious dalam karya ‘Interactivity: A Concept Explicion’ (2002). Kious menandaskan bahwa term interactivity tidak hanya berasal dari bagaimana seseorang itu mengakses hal-hal teknis atau sistem dari produk teknologi komunikasi, melainkan juga bagaimana perasaan yang muncul dari pengguna ketika berinteraksi dan efek apa yang ingin dicapai dari mesin (teknologi) yang digunakan. Oleh karena itu, dalam kajian Kious kata ‘interactivityi’ bisa didekati dalam dua kondisi:

first, a scale of interactivity informed by an analysis of how a given technical system operates, where ‘interactivity levels only fluctuate by altering technological properties’ (Kiousis 2002: 357), and second, a scale informed by the assertion that ‘interactivity levels rise and fall within a medium dependent upon people’s perceptions’ (Kiousis 2002). (dalam Gene and Beer, 2008:94

Berdasarkan pendekatan di atas, maka Gane dan Beer memberikan empat tipe untuk mendekati kata ‘interactivity’, yakni: 1) sebuah struktur yang dibangun dari perangkat keras maupun perangkat lunak dari berbagai sistem media, 2) human agency, melibatkan manusia, dan adanya desain maupun perangkat sebagai variabel-variabel yang bebas digunakan, 3) konsep untuk menjelaskan tentang komunikasi yang terjadi antara pengguna yang termediasi oleh media baru dan memberikan kemungkinan-kemungkinan baru yang selama ini ada dalam proses komunikasi interpersonal, dan 4) bisa diartikan sebagai konsep yang menghapuskan sekat-sekat, sebagai contoh, antara pemerintah dan warga negara (2008:97).

Keempat tipe ini ada di dalam teknologi Web 2.0 misalnya didalam situs-situs yang ada di internet. Bahwa dalamWeb 2.0 teradapat network yang memebntuk jejaring dan masing-masing entitas terhubung melaluiinterface dan mengkreasi dana atu mengonsumsi informasi (konten) yang tersimpan (archive). Semua proses dalam media baru yang disebutkan inilah yang di dalamnya bisa dilihat bagaimana proses atau terminteractivity itu terjadi. Atau sebagaimana dicontohkan Gane dan Beer berikut ini:

The website of the global online retailer Amazon. For some time, Amazon has devoted space on its website for users to rate a book or product and to post a review about that item. These reviews may, in turn, be rated by visitors to the page, and above each review is a line that states how many people have found that review to be of use in making their purchasing decision. This ‘interactive’ space is coupled with more formal information about a given product, along with a list of what other customers are browsing, and an archive of what people who bought a particular product also purchased. This is an example of a fairly routine online environment, but even so it is tricky to conceptualize, for in Manovich’s terms both open (the reviewing spaces) and closed (the rating functions) forms of interactivity are situated alongside one another in a common space. To complicate this further, Amazon has also recently added a ‘customer discussions’ section which encourages the visitor to ‘Ask questions, Share opinions, Gain insight’. This section is located below the customer reviews, and is presumably intended to cultivate a greater level of ‘interaction’ between visitors to the page by encouraging them to exchange views about different products. This production and circulation of user-generated content is, in many ways, close to the vision of interactivity  onsidered above by Schultz, which ties interactivity to communication and to the user’s sense of  interaction. However, the interactive structures of commercial websites such as Amazon are designed to market and ultimately sell products. With this in mind, commercial websites are often programmed to gather information about their visitors – the pages or objects they have viewed, what they have purchased or added to their wish-lists, and so on. This ‘interaction’ creates content that we can see on the website, but also produces a massive dataset that is less visible to the visitor. This dataset, which is made up of traces that are left behind in the course of such interaction, can then be ‘mined’ to produce fine-grained definitions of different consumer populations and their preferences. In sum, interactive media produce information about their users that is often of economic worth. (2008:99-100).

Gerakan Sastra Internet yang diusung pada akhir 90-an oleh cybersastra.net (Yayasan Multimedia Sastra) merupakan tonggak sejarah yang turut mewarnai perkembangan sastra di Indonesia. Banyak penulis sastra Indonesia saat ini merupakan penggiat sastra di internet, khususnya penulis-penulis yang pernah berinteraksi dengan cybersastra.net dan beberapa mailing list komuntas maya di atas.

Perkembangan sastra di internet saaat sangat luar biasa. Setelah cybersastra.net tidak aktif pada tahun 2005, banyak situs-situs sastra baru bermunculan seperti: fordisastra.com, kemudian.com, duniasastra.com, sastra-indonesia.com, mediasastra.com, jendelasastra.com,dan masih banyak lagi yang lain. Selain itu fasilitas gratis yang disediakan provider Twitter.com, Facebook.com, Multiply.com, Blogspot.com, WordPress.com menjadi media yang diminati beberapa tahun terakhir. Penulis sastra, baik yang terkenal maupun tidak, banyak menggunakan media-media tersebut.

Bahkan google pun mau ikut andil dalam dunia sastra digital. Google akan terlibat dalam proyek penelitian akademik yang bertujuan mendigitalkan semua karya sastra dari berbagai era dan belahan dunia.

Dalam blog Google Research, disebutkan bahwa Google siap mengucurkan dana hingga US$ 1 juta untuk 12 proyek di 15 universitas yang akan meneliti kaitan antara lokasi geografis dan karya sastra. Hasil penelitian ini nantinya akan ditampilkan melalui layanan Google Earth.

Dari proyek tersebut, salah satu di antaranya bernama Google Ancient Places. Proyek ini merupakan kolaborasi antara Universitas Terbuka di Inggris, Universitas Southampton, dan Universitas California di Berkeley. Lewat layanan Google Ancient Places, pengguna bisa mencari buku-buku yang berasal lokasi dan era tertentu, yang kemudian akan divisualisasikan pada Google Maps atau Google Earth.

Dikutip detikINET dari Guardian, Jumat (16/7/2010), para akademisi nantinya dapat mengakses data yang dikumpulkan dari berbagai macam sastra, termasuk dari media cetak dan juga sumber-sumber langka yang biasanya hanya dimiliki oleh sebagian kecil institusi. Para peneliti mengatakan, proyek ini akan membantu menumbuhkan ketertarikan pada sejarah, sastra kuno dan arkeologi, serta pengembangan berbagai alat dan metode penelitian baru.

Dari sekian banyak situs jaringan sosial, yang saya amati dan sekaligus menjalani adalah situs Facebook.com dan Twitter.com. Sepanjang pengamatan dan pengalaman saya dengan adanya kedua situs tersebut mendorong seseorang untuk kembali menulis, sebebas-bebasnya semau penulis. Saya akan berikan gambaran keduanya. Facebook memberikan ruang untuk membuat catatan yang lebih besar, selain sekedar membuat status yang 240 karakter. Twitter hanya memberikan ruang 140 karakter. Terlalu sering mengupdate status di facebook bisa dimarahi para friends. Sedangkan di twitter semakin sering update semakin disuka.

Menulis karya di Facebook bisa panjang lebar. Jika di twitter harus dipotong-potong kalau karya puisi atau cerpennya panjang. Friends di facebook terbatas, sedangkan di Twitter bisa sebanyak-banyaknya. Di twitter ada mentions, di facebook ada tag. Sama-sama menarik perhatian rekan untuk membacanya. Mana yang lebih disukai? Bagi yang suka online terus menerus Twitter mungkin lebih disuka. Berkicau sepuasnya. Membaca Time line terus menerus. Bagi yang suka memajang foto, membuat catatan panjang, facebook mungkin lebih disukainya. Mengomentari catatan rekan dan tentu saja chat.Bagi seorang penulis yang akan memasarkan bukunya, mana yang lebih cocok? Twitter atau Facebook? Selama ini saya belum pernah menemukan iklan di twitter seperti di facebook. Kecuali dari teman yang kita follow, sesekali. Di facebook, seseorang bisa memasang foto produk yang akan dia jual. Kadang-kadang memaksa friends untuk melihatnya dengan men-tag. Di twitter tidak bisa memasang foto dan tulisan panjang. Maka follower diarahkan ke url di situs lain.

Karya-karya yang muncul di Twitter, Facebook, blog, milist sangat mungkin muncul kembali di Koran, majalah dan buku. Buku serial antologi puisi “Dian Sastro for Presiden” (3 jilid) juga merupakan hasil interaksi dari berbagai mailing list. Buku untuk munir, peringatan gempa di Yogyakarta dan Padang, tsunami Aceh merupakan hasil interaksi dari para penulis di internet. Buku-buku yang lain, sangat mungkin merupakan hasil dari karya-karya yang muncul di fesbuk, twitter, milist dan blog.

Jika ada pernyataan  apakah ruang maya ini menambah produktivitas, intensitas, dan kualitas karya? Soal produktivitas, intensitas, dan kualitas karya tentu saja bergantung siapa personilnya. Ada lumayan banyak yang serius berkarya, menjaga produktivitas, memupuk intensitasnya, serta meningkatkan karyanya. Tetapi jika dikaitkan dengan ketersediaan data, mungkin sebatas 10% saja. Selebihnya, lebih banyak bermain-main keriangan penuh keisengan di ruang maya ini.

Banyak juga pihak yang melihat miring fenomena itu. “Ke-tanpa batas-an” ruang yang disuguhkan facebook, justru menjadi titik lemah. Sehingga memberikan peluang bagi pesatnya pertumbuhan sastra yang tidak mengacu pada kualitas. Sehingga jika dibiarkan menjadi pola yang mapan, bisa jadi akan meruntuhkan pondasi akademis kesusasteraan. Runtuhlah juga nilai-nilai, definisi, dan kategorisasi yang telah ada. Di facebook, orang bisa begitu mudah disebut sastrawan karena ia rajin menulis di facebook. Orang bisa membukukan karya karena punya uang, orang bisa diorbitkan karena memiliki jaringan “pragmatis”.
Seperti yang lainnya pasti ada kekurangan dan kelebihan dari suatu hal dalam hal ini Secara logika maupun estetika sastra cyber memang berbeda dengan sastra di media lain. Misalnya di media cetak sebuah karya dinilai terlebih dulu baru sampai ke pembaca, sementara pada media cyber karya sampai dulu ke pembaca baru kemudian dinilai.

Logika dalam dunia cyber menciptakan keleluasaan lebih bagi para pembaca. Jika di media cetak selera pembaca ditentukan oleh redaktur (karena redaktur yang memutuskan karya apa yang dimuat minggu ini), maka pada media cyber pembaca bebas menentukan seleranya. Tidak hanya kebebasan atau kesetaraan, dunia cyber juga menawarkan kelebihan berupa jangkauan yang sangat luas sehingga dapat ikut membantu memperkenalkan sastra Indonesia ke seluruh penjuru dunia. Jika melalui koran, sebuah karya hanya bisa diakses sampai negara tetangga atau negara yang terdapat kedutaan Indonesia, maka untuk media cyber jarak bukan sebuah masalah.

Lebih jauh maraknya tulisan sastra di internet juga memberikan dampak positif bagi otonomi konten dan mengurangi ketergantungan terhadap konten berbahasa asing. Tak dapat dipungkiri kelebihan-kelebihan tersebut yang kemudian memikat para penggiat sastra baik yang senior maupun pemula untuk menggunakan sebagai media ekspresi.

Sekarang tinggal bagaimana dinamika yang ada itu digiring pada kualitas. Maka mau tidak mau, para akademisi atau sastrawan harus ada yang ikut aktif di jejaring maya tersebut. Membangun komunikasi akademis yang sadar ruang dan sadar nilai. Menggiring pengguna facebook untuk menulis karya yang bagus, dan tentu saja agar mereka tidak melupakan media massa, yang menggunakan proses seleksi yang ketat. Artinya, kemajuan teknologi mesti diapresiasi dengan bijak. Tidak dengan serta merta, atau apriori. Apalagi seiring menguatnya wacana “green life style”, di mana segala perilaku manusia lebih diarahkan pada penghormatan terhadap lingkungan, salah satunya dengan munculnya elektronic book (e-book). Buku digital ini dianggap lebih ramah lingkungan, lebih murah, dan praktis. Seratus tahun ke depan, bukan tidak mungkin kita tak lagi akrab dengan peradaban kertas.
Facebook adalah representasi peradaban teknologi, facebook akan menyesatkan bila tidak disikapi. Salah satu cara untuk menyikapi facebook adalah dengan memanfaatkannya. Facebook menjadi alternatif sarana pembelajaran sastra. Facebook digauli untuk kemajuan, kebaikan, dan perkembangan dunia kesusasteraan.



Sumber:
http://kangarul.com/karakteristik-media-baru-interactivity/
http://bleedcorpse.wordpress.com/2010/11/03/new-media/
https://www.google.co.id/imghp?hl=id&tab=wi


New_Media_Critical_Introduction


Pengertian New Media

Media menurut bahasa berarti perantara. pengertian secara umumnya Media adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada penerima informasi.
ilustrasi dalam gambar

Manfaat Media

Memudahkan seseorang untuk memperoleh suatu hal yang ia inginkan. Jadi media bisa dibilang untuk memerantarai orang mendapatkan suatu hal yg ia inginkan dengan mudah.(ini menurut saya).
Contohnya, saya sebagai seorang mahasiswa bisa mendapatkan materi perkuliahan dengan mudah dan cepat serta tidak mahal melalui internet. Jadi menurut saya internet-lah yg menjadi media untuk saya mendapatkan materi perkuliahan.
Jadi New Media atau Media Baru bisa diartikan dengan sesuatu yang menjadi perantara untuk seseorang mendapatkan informasi dari sumbernya tetapi perantara ini masih dibilang baru. Internet bisa dibilang akan menjadi media untuk mendapatkan informasi di masa mendatang atau Media Baru. Karena saat ini internet sudah bisa di akses dengan mudah serta tidak mahal bahkan bisa di akses melalui ponsel(yang mendukung untuk internet).

Berbicara tentang media



seperti yang kita ketahui banyak sekali berbagai macam media atau alat, dimana sebuah alat atau beberapa media tersebut dapat kita gunakan untuk mendapatkan informasi atau membantu berbagai tugas kita di dalam kehidupan sehari-hari.Dan tentunya dari kata New Media kita dapat berpikir bahwa media itu sendiri mempunyai beberapa kemajuan atau perkembangan hingga saat ini atau konteks teknologi,informasi,maupun komunikasi. 
Seperti apa New Media Itu ?? .

Yang sederhana saja, bilamana pada waktu dulu kita yang biasa membaca koran dalam media cetak atau dalam bentuk fisik(kertas),  kini kita dapat juga membacanya dalam bentuk digital di dunia internet atau maya.
Jadi,apa pendefinisian kita terhadap New Media yang sedang kita bahas ??

berdasarkan pemikiran kita dan contoh sederhana kita dapat definisikan bahwa new media adalah  bentuk komunikasi interaktif,inovatif,dan dan dapat berbagi informasi yang menggunakan Internet, termasuk podcast, RSS feed, jaringan sosial, pesan teks, blog, wiki, dunia virtual dan banyak lagi!

Apa saja yang mungkin dapat kita lakukan dalam New Media ??

New Media memungkinkan bagi siapa saja untuk membuat, memodifikasi, dan berbagi konten dan berbagi dengan orang lain, menggunakan alat yang relatif sederhana yang sering bebas atau murah. New Media memerlukan komputer atau perangkat mobile dengan akses internet.

Wah Jadi, Butuh perantara juga yah,berbagai kemajuan New Media ini??

iya benar,anda benar sekalli,dikatakan Media .Menurut Kamus Inggris Indonesia oleh John M.Echols dan Hassan Shadily Media memiliki arti lih medium, yang artinya adalah perantara,alat jalur

Pada Era New Media ini apa saja macam macam new media yang sedang berkembang pesat?

Beberapa contoh New Media yang sedang berkembang di dunia ini yang sangat terkenal yaitu :
1. Facebook



  
2. Android



3.Twitter



Beberapa contoh pengaruh New Media pada munculnya Pasar Online :

1.  tokobagus.com


2. berniaga.com

Sumber :
http://mediakartu.wordpress.com/2010/09/26/apa-itu-new-media/
http://surahma.wordpress.com/2011/10/02/new-media-apa-itu/
https://www.google.co.id/imghp?hl=id&tab=ii

Senin, 02 Juli 2012

Manusia dan Harapan


MANUSIA DAN HARAPAN


PENGERTIAN HARAPAN



Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkan dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan.

Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajib selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.


Cita-cita merupakan Impian yang disertai dengan tindakan dan juga di berikan batas waktu. Jadi kalau kita bermimpi untuk menjadi netpreneur yang sukses, ya… harus di sertai tindakan jangan cuma berandai-andai saja. Serta jangan lupa di berikan target waktu sehingga kita punya timeline kapan hal tersebut kita inginkan terealiasasi.


Dari kecil kita pasti dinasehati oleh orangtua, guru ataupun buku untuk menggantungkan cita-cita setinggi langit. Semua itu memang benar karena dengan adanya cita-cita atau impian dalam hidup kita akan membuat kita semangat dan bekerja keras untuk menggapai kehidupan yang lebih baik di dunia.


Cita-cita yang baik adalah cita-cita yang dapat dicapai melalui kerja keras, kreativitas, inovasi, dukungan orang lain dan sebagainya. Khayalan hasil melamun cenderung tidak logis dan bersifat mubazir karena banyak waktu yang terbuang untuk menghayal yang tidak-tidak.

Dalam bercita-cita pun sebaiknya jangan terlalu mendetail dan fanatik karena kita bisa dibuat stres dan depresi jika tidak tercapai. Contoh adalah seseorang yang punya cita-cita jadi dokter. Ketika dia tidak masuk jurusan ipa dia stress, lalu gagal snmptn / spmb kedokteran dia stress, dan seterusnya.


Tidak semua orang bisa menentukan cita-cita. Jika tidak bisa menentukan cita-cita, maka bercita-citalah untuk menjadi orang yang berguna dan dicintai orang banyak dengan hidup yang berkecukupan. Untuk mendapatkan motivasi dalam mengejar cita-cita kita bisa mempelajari kisah sukses orang lain atau membaca atau melihat film motivasi hidup seperti laskar pelangi.

Bila dibandingkan dengan cita-cita, maka harapan mengandung pengertian tidak terlalu muluk, sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi bintang. Antara harapan dan cita-cita terdapat persamaan yaitu: keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud, pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik ataumeningkat.


APA SEBAB MANUSIA MEMPUNYAI HARAPAN?


Menurut kodratnya manusia itu adalah mahluk sosial. Setiap lahir ke dunia langusung disambut dalam suatu pergaulan hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Tidak ada satu manusiapun yang luput dari pergaulan hidup. Ditengah – tengah manusia lain itulah, seseorang dapat hidup dan berkembang baik fisik/jasmani maupun mental/ spiritualnya. Ada dua hal yang mendorong orang hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.





1. Dorongan kodrat

Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pcmbawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan dan sebagainya. Setiap manusia mempunyai kemampuan untuk itu semua.

Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan scbagainya. Seperti halnya orang yang menonton Pertunjukan lawak, mereka ingin tertawa, pelawak juga mengharapkan agar penonton tertawa terbahak-bahak. Apabila penonton tidak tertawa, harapan kedua belah pihak gagal, justru sedihlah mereka.

Kodrat juga terdapat pada binatang dan tumbuh-tumbuhan, karena binatang dan tumbuhan perlu makan, berkembang biak dan mati. Yang mirip dengan kodrat manusia ialah kodrat binatang, walau bagaimanapun juga besar sekali perbedaannya. Perbedaan antara kedua mahluk itu, ialah bahwa manusia memiliki budi dan kehendak. Budi ialah akal, kemampuan untuk memilih. Kedua hal tersebut tidak dapat dipisahkan, sebab bila orang akan memilih, ia harus mengetahui lebih dahulu barang yang dipilihnya. Dcngan budinya manusia dapat mengetahui mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang benar dan mana yang salah, dan dengan kehendaknya manusia dapat memilih. Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bcrsama dengan manusia lain. Dengan kodrat ini, maka manusia mempunyai harapan.

2. Dorongan kebutuhan hidup

Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besamya dapat dibedakan atas: kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani.


Kebutuhan jasmaniah misalnya: makan, minum, pakaian, rumah. (sandang, pangan, dan papan), ketenangan, hiburan, dan keberhasilan. Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain. Hal ini disebabkan, kemampuan manusia sangat terbatas, baik kemampuan fisik/jasmaniah maupun kemampuan berpikirnya. Dengan adanya dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup itu maka manusia mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia itu ialah:


a) kelangsungan hidup (survival)

b) keamanan ( safety )

c) hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)

d) diakui lingkungan (status)

e) perwujudan cita-cita (self actualization)


PENGERTIAN DOA


Doa adalah memohon atau meminta suatu yang bersifat baik kepada Allah SWT seperti meminta keselamatan hidup, rizki yang halal dan keteguhan iman. Sebaiknya kita berdoa kepada Allah SWT setiap saat karena akan selalu didengar olehNya. Doa mempunyai tujuan, diantara lain:
1. Memohon hidup selalu dalam bimbingan Allah SWT.

2. Agar selamat dunia akhirat.

3. Untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Allah SWT.

4. Meminta perlindungan Allah SWT dari Setan yang terkutuk.

5. Dan lain-lain.



KEPERCAYAAN

Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. maka jelaslah kepada kita, bahwa dasar kepercayaan itu adalah kebenaran. Ada jenis pengetahuan yang dimilik seseorang, bukan karena merupakan hasil penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari orang lain. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu disebabkan karma orang lain itu dapat dipercaya. Yang diselidiki bukan lagi masalahnya, melainkan orang yang memberitahukan itu dapat dipercaya atau tidak. Pengetahuan yang diterima dari orang lain atas kewibawaannya itu disebut kepercayaan. Makin besar kewibawaan yang memberitahu mengenai pengetahuan itu makin besar kepercayaan.

Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya diberitahukan oleh Tuhan – langsung atau tidak langsung kepada manusia. Kewibawaan pemberi kebenaran itu ada yang melebihi besamya . Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar. Hak berpikir bebas, hak atas keyakinan sendiri menimbulkan juga hak ber agama menurut keyakinan. Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang yang beragama itu, Dasarnya ialah keyakinan masing-masing.

USAHA-USAHA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN


Usaha itu antara lain:

1. Meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah.

2. Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat.

3. Meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka menolong, dermawan, dan sebagainya.

4. Mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan.

5. Menekan perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah, dan sebagainya.




Sumber:
http://abra139210.wordpress.com/2011/05/24/manusia-dan-harapan/
http://organisasi.org/definisi_doa_doa_berdoa_arti_pengertian_taca_cara_dan_waktu_mustajab_agama_islam

Manusia dan Kegelisahan


MANUSIA DAN KEGELISAHAN


PENGERTIAN KEGELISAHAN



Kegelisahan berasal dari kata gelisah (bukan geli-geli basah lho, hehehe) , yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tenteram hati maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.

Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak-gerik seseorang dalam situasi tertentu.Kegelisahan merupakan salah satu ekspresi dari kecemasan, Sigmund Freud ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia yaitu kecemasan kenyataan (obyektif), kecemasan neorotik dan kecemasan moril. Banyak yang menilai kegelisahan ada macam-macam diantaranya adalah kegelisahan negatif dan positif yang di artikan sebagai berikut :

“Kegelisahan negatif” adalah kegelisahan yang berlebih-lebihan, atau yang melewati batas, yaitu kegelisahan yang berhenti pada titik merasakan kelemahan, di mana orang yang mengalaminya sama sekali tidak bisa melakukan perubahan positif atau langkah-langkah konkret untuk berubah atau mencapai tujuan yang diinginkan, yaitu kegelisahan dalam ‘menanti-nanti’ sesuatu yang tidak jelas atau tidak ada. Tentu saja hal ini merupakan ancaman bagi eksistensi manusia sebagai kesatuan yang integral.

“Kegelisahan positif” merupakan dasar kehidupan atau sebagai kesadaran yang dapat menjadi spirit dalam memecahkan banyak permasalahan, atau sebagai tanda peringatan, kehati-hatian dan kewaspadaan terhadap bahaya-bahaya atau hal-hal yang datang secara tiba-tiba dan tak terduga. Ia juga merupakan kekuatan dalam menghadapi kondisi-kondisi baru dan dapat membantu dalam beradaptasi. Singkatnya, ia merupakan faktor penting yang dibutuhkan manusia. Sedangkan “kegelisahan negatif” jelas sangat membahayakan, seperti gula pada darah; ketika ketinggian kadarnya membahayakan kesehatan manusia.




SEBAB-SEBAB ORANG GELISAH

Sebab-sebab orang gelisah adalah karena pada hakekatnya orang takut kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah dari akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari luar maupun dari dalam. Contoh : Bila ada suatu tanda bahaya (bahaya banjir, gunung meletus, atau perampokan), orang tentu akan gelisah. Hal itu disebabkan karena bahaya itu mengancam akan hilangnya beberapa hak orang sekaligus, misalnya hak hidup, hak milik, hak memperoleh perlindungan, hak kemerdekaan hidup, dan mungkin hak nama baik. Kalau misalnya, kentongan dipukul secara terus-menerus dan disambung bersaut-sautan makin lama makin dekat, tentu orang-orang akan gelisah. Geranga apakah yang akan terjadi? Meskipun berita peristiwa belum ada, tetapi yang jelas itu merupakan tanda bahaya.

Jadi pada intinya penyebab utama timbulnya rasa kegelisahan pada seseorang adalah karena adanya rasa takut yang berlebihan karena takut kehilangan atas haknya.

USAHA-USAHA MENGATASI KEGELISAHAN

Mengatasi kegelisahan ini pertama-tama harus mulai dari diri kita sendiri, yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir jernih, sehingga segala kesulitan dapat kita atasi. Cara lain yang mungkin juga baik untuk digunakan dalam mengatasi kegelisahan atau kecemasan yaitu dengan memerlukan sedikit pemikiran. Pertama-tama, kita tanyakan kepada diri kita sendiri (introspeksi), akibat yang paling buruk yang bagaimanakah yang akan kita tanggung atau yang akan terjadi.

Cara yang paling ampuh untuk mengatasi kegelisahan adalah kita memasrahkan diri kepada Tuhan. Kita pasrahkan nasib kita sepenuhnya kepada Tuhan karena Tuhan pasti memilihkan jalan yang terbaik untuk hamba-Nya, jadi mengapa kita harus merasa gelisah jika Tuhan melindungi hamba-Nya.

KETERASINGAN

Keterasingan berasal dari kata terasing, dan kata ini berasal dari kata dasar asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang. Sehingga kata terasing berarti tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain atau terpencil. Jadi kata keterasingan berarti hal – hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain. Terasing atau keterasingan adalah bagian hidup manusia. Sebentar atau lama orang pernah mengalami hidup dalam keterasingan, sudah tentu dengan sebab dan kadar yang berbeda satu sama lain.




KESEPIAN

Kesepian berasal dari kata sepi yang berarti sunyi atau lenggang, sehingga kata kesepian berarti merasa sunyi atau lengang, tidak berteman. Setiap orang pernah mengalami kesepian, karena kesepian bagian hidup manusia. Lama rasa sepi itu bergantung kepada mental orang dan kasus penyebabnya. Kesepian itu akibat dari keterasingan. Keterasingan dapat disebabkan sikap buruk seperti sombong, angkuh, keras kepala, yang membuat manusia diasingkan oleh kehidupan sosialnya.

KETIDAKPASTIAN


Ketidak pastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal – usul yang jelas. Itu semua dapat disebabkan karena pola pikir yang kurang bisa terfokus (konsentrasi).

Sebagai permisalan ketidak pastian adalah tentang kelulusan yang terkadang dapat menyebabkan kegelisahan. Lulus dan tidak lulus bisa jadi faktor yang menentukan status atau karir seseorang dalam hidupnya. Ketidak pastian dalam memprioritaskan kelulusan suatu jenjang pendidikan dapat merugikan ataupun membuat karir terancam.

USAHA-USAHA MENGATASI KETIDAKPASTIAN

Ketidakpastian selalu menyertai kita. Kita tidak bisa menghindari ketidakpastian tersebut sebab kemanapun kita pergi ketidak- kepastian akan selalu mengikuti kita, bahkan kalaupun kita diam saja. Ketidakpastian bukan untuk dihindari tetapi untuk kita atasi. Allah menciptakan ketidakpastian, tentu saja kita sudah diberi potensi untuk bisa mengatasinya. Ingat selalu bahwa Allah tidak akan memberikan tugas kepada kita yang diluar kesanggupan kita.


"Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya." (QS.Al-Baqarah:286)

Apa potensi yang telah Allah berikan kepada kita untuk mengatasi ketidakpastian tersebut? Akal dan hati. 


Dengan akal Anda akan mencari cara lain saat satu cara tidak berhasil. Dengan kata lain salah satu cara kita bisa mengatasi ketidakpastian ialah dengan kreatifitas kita. Kita perlu melatih kreatifitas kita agar lebih banyak lagi ide-ide yang bisa kita gunakan atau kita pilih untuk mengatasi ketidakpastian.Sering orang beranggapan bahwa kalau dia tidak kreatif. Saya ulangi disini bahwa kreatifitas bisa dipelajari.

Yang kedua adalah hati. Jika hati Anda bersemangat untuk mencapai sesuatu, anda akan terus bekerja dengan penuh ketekunan. Anda akan tekun mencari solusi-solusi baru dan dengan tekun pula menerapkan solusi baru tersebut.

Ketidakpastian selalu menyertai kita, jangan lari, percuma. Yang perlu dilakukan ialah gunakanlah kreatifitas Anda untuk mencari solusi-solusi baru dan tetaplah semangat untuk mengaplikasikan solusi-solusi tersebut. Sisanya kita serahkan kepada Allah SWT.


Kita seringkali selalu berfokus kepada hasil, padahal hasil itu adalah keputusan dari Allah apakah kita sudah melakukan ikhtiar dan do'a semaksimal mungkin.


Sumber:
http://gabriellabcde.blogspot.com/2012/04/hubungan-manusia-dengan-kegelisahan-tgs.html
http://rulrul.wordpress.com/2011/03/16/rangkuman-ibd-manusia-dan-kegelisahan/
http://klinikhati.blogspot.com/2009/04/mengatasi-ketidakpastian.html

Manusia dan Tanggung jawab


MANUSIA DAN TANGGUNG JAWAB


PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB

Tanggung jawab adalah sifat terpuji yang mendasar dalam diri manusia yang berarti dalam bahasa indonesia keadaaan wajib menanggung segala sesuatu yang menjadi tanggungannya. Tanggung jawab akan selalu ada dalam diri manusia karena pada dasarnya setiap insan tidak bisa melepaskan diri dari kehidupan sekitar yang menunutut kepedulian dan tanggung jawab. Inilah yang menyebabkan frekuensi tanggung jawab masing-masing individu berbeda.
Setiap manusia memiliki tanggung jawab masing-masing yang berbeda-beda terutama untuk bagian menjalani kehidupan. Kita ambil contoh yang sangan familier yaitu dari lingkungan keluarga, tanggung jawab seorang ayah yang harus mencari nafkah dan menafkahi keluarganya karena seorang ayah adalah seorang kepala keluarga yang harus memimpin keluarga tersebut menjadi lebih baik.
Selain ayah ada juga ibu, tanggung jawab ibu ini lah yang mungkin cukup berat. Ibu bertanggung jawab untuk mengantur seluruh kebutuhan dalam keluarga, selain itu seorang ibu juga memiliki tanggung jawab besar yaitu menjaga dan mendidik anak agar tidak terjerumus dalam hal-hal yang negative.
Dan yang terakhir, dalam suatu keluarga terdapat seorang anak. Sebagai seorang anak kita memiliki kewajiban untuk hormat dan patuh kepada kedua orang tua mereka tanpa kecuali.apabila seorang anak selalu melawan dan menentang apa perintah dari orang tuanya maka mereka termasuk melalaikan tanggung jawabnya. Itulah sebagian kecil contoh tanggung jawab di lingkungan keluarga. Jadi, kita tidak bisa meninggalkan tanggung jawab yang kita miliki karena tanggung jawab di diri kita merupakan kodrat yang wajib kita lakukan.
Manusia diturunkan ke dunia ini bukannya tanpa peran. Manusia sesungguhnya mempunyai kedudukan dan tugas yang telah melekat padanya, yang terbawa sejak dia dilahirkan di muka bumi ini. Kedudukan manusia yang pertama adalah sebagai Abdullah, yang artinya adalah sebagai hamba Allah. Sebagai hamba Allah maka manusia harus menuruti kemauan Allah, yang tidak boleh membangkang pada-Nya. Jika kita membangkang maka kita akan terkena konsekwensi yang sangat berat. Kita adalah budak Allah, karenanya setiap perilaku kita harus direstui oleh-Nya, harus menyenangkan-Nya, harus mengagungkan-Nya. Kita ini memang budak dihadapan Allah, namun dengan inilah kita menjadi mulia, kita menjadi mempunyai harga diri, kita menjadi mempunyai jiwa, kita menjadi mempunyai hati, kita menjadi mempunyai harapan cerah yang akan diberikan Tuhan kita, karena ketaatan kita itu.
Dengan kedudukan ini, maka Manusia mempunyai dua tugas:
Pertama, ia harus beribadah kepada Allah baik dalam pengertian sempit maupun luas. Beribadah dalam arti sempit artinya mengerjakan Ibadah secara ritual saja, seperti, Sholat, puasa, haji, dan sebagainya. Sedangkan ibadah dalam arti luas adalah melaksanakan semua aktifitas baik dalam hubungan dengan secara vertikal kepada Allah SWT maupun bermuamalah dengan sesama manusia untuk memperoleh keridoan Allah sesuai dengan ketentuan-ketentuan Allah SWT dan Hadist.
Dan tentunya dari makna ibadah dalam arti luas ini akan terpancarkan pribadi seorang muslim sejati dimana seorang muslim yang mengerjakan kelima rukun Islam maka akan bisa memberikan warna yang baik dalam bermuamalah dengan sesama manusia dan banyak memberikan manfaat selama bermuamalah itu. Disamping itu segala aktifitas yang kita lakukan baik itu aktifitas ibadah maupun aktifitas keseharian kita dimanapun berada di rumah, di kampus di jalan dan dimanapun haruslah hanya dengan niat yang baik dan lillahi ta’ala, tanpa ada motivasi lain selain ALLAH, sebagai misal beribadah dan bersedekah hanya ingin dipuji oleh orang dengan sebutan “alim dan dermawan”; ingin mendapatkan pujian dari orang lain; ingin mendapatkan kemudahan dan fasilitas dari atasan selama bekerja dan studi dengan menghalalkan segala cara dan lain sebagainya.
Sekali lagi jika segala aktifitas bedasarkan niatnya karena Allah, dan dilakukan dengan peraturan yang Allah turunkan maka hal ini disebut sebagai ibadah yang sesungguhnya. Di dalam Adz Dzariyat 56: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepada-Ku.”
Tugas kedua manusia adalah sebagai Kalifatullahi, kalifah Allah. Segala sesuatu yang ada di dunia ini telah ditaklukkan Allah bagi manusia, Hewan, tumbuhan, binatang, bumi dengan segala apa yang terpendam di dalamnya. Jika tugas manusia adalah sebagai seorang pemimpin, tentu ia harus dapat membangun dunia ini dengan sinergis, dapat melakukan perbaikan-perbaikan, baik antara dirinya dengan alam, maupun antar sesama itu sendiri.

Karakter sebagai seorang pemimpin ini tidak dengan serta merta tumbuh dengan sendirinya, hal ini harus dimulai dari tanggung jawab yang kecil mulai dari diri sendiri menuju lingkup yang agak luas sebagai pemimpin rumah tanggga, kemudian menuju yang lebih luas lagi pada sebuah komunitas masyarakat yang dipimpinnya, hingga akhirnya menuju tanggung jawab dalam lingkup yang lebih luas lagi.
Semestinya kita melakukan instropeksi kedalam diri kita, apakah saat kita mendapatkan tanggung jawab sebagai pimpinan apapun, kita telah menjalankan amanat yang diberikan itu dengan sebaik-baiknya? Apakah jika kita tidak menjalankan setiap amanat yang kita terima itu dengan baik kita bisa menyebut diri kita itu sebagai kalifah? Tentunya tidak bukan. Oleh karena itu diri kita perlu selalu diasah untuk lebih peka lagi, lebih peduli lagi terhadap lingkungan sekitar kita dalam membantu sesama, bersinergi dalam segala aktifitas, peka dan ringan tangan dalam membantu orang lain baik yang kita pimpin maupun saat kita berada dalam posisi dipimpin oleh orang lain.

Tanpa kepekaan dan pengasahan diri sejak awal serta menggali pengalaman sebagai seorang pemimpin yang sesugguhnya maka akan sangat jauhlah diri kita dengan sebutan “Kalifah di muka bumi”, ini seperti halnya “sipunguk merindukan bulan”, tanpa berbuat sesuatu namun mengharapkan sesuatu yang besar.
Seorang pemimpin dengan kekuasaan yang diberikan kepadanya, kemampuan untuk mengolah dan mengeksplorasi alam, maka sebenarnya ia tak boleh semena-mena terhadap alam dan sesama manusia yang dipimpinnya, ia harus mengelolanya dengan baik dan harus amanah dan memberikan suri tauladan yang baik.

Kepemimpinan manusia ini sebenarnya merupakan bagian dari ujian Allah, yang barangsiapa dapat melakukannya dengan baik, maka luluslah ia. Lalu manusia ada yang menyadari tentang misi kenapa ia harus berada di dunia, lalu ia memanfaatkan fungsi kepemimpinannya dengan sebaik-baiknya, akan tetapi tidak sedikit pula yang akhirnya ingkar dan tidak mau menyadari untuk apa ia di turunkan di dunia ini, hingga akhirnya kerugianlah yang akan didapatkannya
Akan tetapi jika fungsi kekalifahan di bumi yang diberikan Allah dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya, maka begitu besar keberuntungan yang akan diperolehnya, sebagaimana yang dilakukan nabi Saleh kepada umatnya Maka hendaknya kita berhati-hati, akan amanah yang telah diberikan Allah kepada kita, karena sebenarnya setiap kita adalah pemimpin, dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawabannya masing-masing di sisi Allah.
Tanggung jawab menurut kamus umum Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut kamus umum bahasa Indonesia adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menaggung akibatnya. Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku atau oerbuatannya yang disengaja maupun tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya. 

Makna dari tanggung jawab itu sendiri ialah siap menerima kewajiban atau tugas. Dalam artian disini bahwa ketika seseorang diberikan kewajiban atau tugas, seseorang tersebut akan menghadapi suatu pilihan yaitu menerima dan menghadapinya dengan dedikasi atau menunda dan mengabaikan tugas atau kewajiban tersebut.


MACAM-MACAM TANGGUNG JAWAB

Manusia itu berjuang adalah memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain. Untuk itu ia menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia juga menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan, yaitu kekuasaan Tuhan. Dengan demikian tanggung jawab itu dapat dibedakan menurut keadaan manusia atau hubungan yang dibuatnya, atas dasar ini, lalu dikenal beberapa macam tanggung jawab, yaitu:

1. Tanggung jawab terhadap diri sendiri

Tanggung jawab terhadap diri sendiri menentukan kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memevahkan masalah-masalah kemanusiaan mengenai dirinya sendiri menurur sifat dasarnya manusia adalah mahluk bermoral, tetapi manusia juga pribadi. Karena merupakan seorang pribasi maka manusia mempunyai pendapat sendiri, perasaan sendiri, berangan-angan sendiri. Sebagai perwujudan dari pendapat, perasaan dan angan-angan itu manusia berbuat dan bertindak. Dalam hal ini manusia tidak luput dari kesalahan, kekeliruan, baik yang sengaja maupun yang tidak.

2. Tanggung jawab terhadap keluarga

Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami, ister, ayah, ibu anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarga. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga. Tetapi tanggung jawab juga merupakan kesejahteraan, keselamatan dan kehidupan.

3. Tanggung jawab terhadap masyarakat

Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai mahluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain. Sehingga dengan demikian manusia disini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyrakat tersebut. Wajarlah apabila segala tingkah laku dan perbuatannya harus dipertanggung jawabkan kepada masyarakat.

4. Tanggung jawab kepada Bangsa / Negara

Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada negara

5. Tanggung jawab terhadap Tuhan

Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkanuntuk mengisa kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab langsung terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukum-hukum Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai macam agama. Pelanggaran dari hukum-hukum tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan juga dengan peringatan yang keraspun manusia masih juga tidak menghiraukan maka Tuhan akan melakukan kutukan. Sebab dengan mengabaikan perintah-perintah Tuhan berarti mereka meninggalkan tanggung jawab yang seharusnya dilakukan manusia terhadap Tuhan sebagai penciptanya, bahkan untuk memenuhi tanggung jawab, manusia perlu pengorbanan.


PENGABDIAN DAN PENGORBANAN

Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga, sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau suatu ikatan, dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.  Pengabdian bermacam-macam bentuknya. Yang paling dasar adalah pengabdian kepada keluarga, kepada Tuhan, dan kepada negara.

Pengabdian kepada keluarga, bisa dilakukan dengan menjaga nama baik keluarga, dan tidak melanggar norma dan akidah yang berlaku. Menjaga nama baik bisa dilakukan dengan tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang melanggar aturan yang berlaku di masyarakat. Selain itu pengebdian juga dapat dilakukan dengan cara mensejahterakan keluarga, mematuhi perintah orang tua dan membantu mengerjakan pekerjaan orang tua di rumah.


Pengabdian kepada Tuhan adalah yang paling utama. Karena manusia adalah ciptaan Tuhan kta dapat melakukan pengabdian kepada-Nya dengan cara rajin beribadah, mengamalkan perbuatan-perbuatan baik, dan tidak melanggar laranganNya.

Pengabdian kepada negara, juga merupakan kewajiban bagi setiap warga negara. Misalnya seorang pegawai negeri yang bersedia ditempatkan di luar daerahnya untuk bekerja, membayar pajak pun termasuk pengabdian kita terhadap Negara.

Pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian, dengan penuh rasa ikhlas dan tidak mengandung pamrih. Perbedaan antara pengabdian dan pengorbanan itu sendiri tidak begitu jelas. Jika ada pengabdian, maka ada pengorbanan. Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan, sedangkan pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian sesuatu, misalnya tenaga, biaya, waktu, pikiran.




Sumber:
http://nak-baliparadise.blogspot.com/2012/06/manusia-dan-tanggung-jawab.html
http://pipitembem23.wordpress.com/2011/06/03/tanggung-jawab/